Oke, mungkin judul post kali ini agak-agak tidak berperi kejombloan. Hehehe. Habis, di saat orang ingin cepet-cepet punya pacar, ada yang beruntung banget bisa punya pacar sesuai idamannya. Ada yang cukup beruntung punya pacar, walau nggak sesuai keinginannya. Dan, yang kurang beruntung ialah yang belum punya jodoh. Hehehe.... Tenang, mimin sendiri belum punya jodoh kok. Baru punya "bribikan". Hehehe
Sebenernya, ada alasan mengapa mimin ngangkat judul ini dan enggak ngelanjutin post sebelumnya tentang kesetiaan. Jadi, beberapa hari yang lalu mimin sempat memikirkan sesuatu. Mengenai "kesendirian". Ya bagaimana lagi, mimin sendiri belum punya jodoh. Jadi, menjalani hidup ini tanpa jodoh itu tadi. Puncaknya, pas mimin pergi ke toko buku di kota Jogja tercinta. Pas itu mimin lewat jembatan Gondolayu. mimin masih memikirkan masalah "kesendirian" tadi. Untungnya, mimin nggak kepikiran buat lompat dari jembatan itu. Hehehe...
Memang bagi sebagian orang, masalah "jomblo" ini menjadi problem tersendiri. Banyak ucapan-ucapan yang secara tidak langsung men-judge dirinya bahwa dirinya jomblo. Contohnya :
"Kok aku belum punya pacar ya ?"
"Duh, kok aku belum bisa nembak dia ya ?"Hari ini, mimiin ingin mengangkat mengapa kok harusnya para jomblo (atau single aja ya, biar lebih bermartabat sedikit. Hehehe ... :P) bersyukur banget belum dikasih pacar. Setidaknya, mimin dapat beberapa alasan yang mendukung kuat teori di atas.
Pertama, jomblo bisa melakukan apa aja, tanpa terganggu adanya pacar. Jadi gini, banyangin sekarang kamu belum punya pacar. Kamu bisa pergi kemana-mana (walau sendiri itu tadi), basketan ato futsalan bareng, atau cuma di rumah sendirian aja. Kamu bisa pergi kemana aja, tanpa kontrol pacarmu itu (kecuali orang tua lah). Tapi, sekarang bayangin kamu punya pacar. Pasti hampir setiap kegiatan kita diketahui oleh pacar kita. Apalagi untuk pacar yang posesif, pasti pacarnya minta ikut kamu untuk pergi. Entah ketemu temen lama, basketan, bahkan sampai hal-hal sepele contohnya buat ngisi bensin !
Kedua, jomblo bisa bergaul seluas-luasnya dan nggak terpengaruh oleh pacarnya. Artinya, para jomblo harusnya bersyukur karena mereka bisa berkenalan dengan banyak orang. Orientasinya hanya sebagai teman (tapi kalau mau djadiin jodoh ya enggak apa-apa). Selain itu, dia bebas untuk berkenalan dengan lawan jenis. Tetapi, kalau sudah punya pacar, biasanya kita enggak bebas untuk berkenalan, apalagi dengan lawan jenis. Bisa jadi kia dikira selingkuh dengan teman kita tadi (biasanya untuk pacar posesif). Orientasinya sudah enggak bebas lagi. Sayang 'kan ?
Ketiga, jomblo bisa menggunakan waktunya untuk menata diri. Para jomblo seharusnya bersyukur belum diberi pacar oleh Tuhan, karena masih punya waktu untuk mempersiapkan diri. FYI, pacaran itu bukan untuk main-main, tetapi sebagai pengenalan lebih lanjut sebelum pernikahan. Jika kita belum punya jodoh, kita bisa menata diri mempersiapkan diri. Entah mengubah kepribadian, fisik (mungkin dikurusin gitu), atau memiliki target (misal sudah punya penghasilan). Sehingga, saat pacaran kelak, kita nggak akan kelimpungan lagi pas menraktir pacar tapi enggak ada uang. Dan, nggak perlu takut. Tuhan tahu kok kapan kamu akan mendapat jodoh.
Tenang aja, pembahasan mengenai jomblo masih akan dilanjutkan di edisi berikutnya. Sekarang, sampai sini dulu ya. Tunggu tulisan selanjutnya.
